Rabu, 16 September 2015

Keutamaan Puasa Arafah & tarwiyah

PUASA ARAFAH adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni tanggal 9 Dzulhijah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya.
Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas. (HR. Muslim)
Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun. Dikatakan hadits ini dloif (kurang kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang dloif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Lagi pula hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (HR Bukhari)
Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jemaah haji sedang menjalankan ibadah di tanah suci.
Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia seperti terjadi pada tahun ini (Dzulhijjah 1427 H), dimana Saudi menetapkan Awal Dzulhijjah pada hari Kamis (21 Desember 2006) dan Indonesia menetapkan hari Jum'at (22 Desember 2006) maka untuk umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat, yakni tanggal 8-9 Dzulhijjah (29-30 Desember 2006). Ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis semata.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun. (HR Bukhari Muslim). 
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-lang,id-ids,10-t,ubudiyah-.phpx.

Tips Mengatasi Penundaan.

1.Identifikasi hal apa yang anda senangi, contoh nonton film.
2.kerjakan sesuatu yang harus anda lakukan dan berjanj kepada diri sendiri bahwa anda akan melakukan pekerjaan yang tertunda tadi, dan setelah selesai beri diri anda hadiah misalkan nonton film.
3.sebelum melakukannya, diam sejenak dan berjanji kepada diri anda, bahwa anda akan menyelesaikan pekerjaan ini dan setelah selesai anda akan mendapat hadiah.

selamat mencoba!!!

Selasa, 15 September 2015

Inilah Kegeraman Dirjen Haji Kepada Travel Haji dan Umrah Nakal.

Dari situs kementrian agama RIBukan saja keluarga korban gagal pergi umrah dan haji saja yang marah kepada travel-travel penyelenggara, tapi pemilik otoritas pengawasan haji dan umrah pun begitu. Lihat saja betapa geramnya, Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Abdul Djamil saat mendapat laporan ada calon jamaah umrah yang terlantar berhari-hari di Bangkok, Thailand.

“Ini kan kebangetan. Sudah bayar 24 juta dijanjikan berangkat umrah tepat waktu tapi malah nyasar ke Bangkok. Di sana malah terlantar sampai empat hari. Alasannya, pesawatnya tidak punya izin mendarat di Jeddah lalu diurus setelah itu keluar izinnya dengan bangga bilang izinnya sudah keluar ini kan keterlaluan. Masak perjalanan umrah begitu. Ini bisa bikin rakyat marah yang kena lagi-lagi Kementerian Agama. Mereka akan menuding Kementerian Agama kerjaannya apa,” keluh Abdul Djamil saat menyampaikan materi dalam kegiatan Qur’ah pemondokan jemaah haji di Makkah, Kamis malam (30/07).
Ia kembali menyampaikan, bahwa inilah yang dinamakan ujung-ujungnya Kementerian Agama juga yang kena. “Jadi Pak Dirbina, saya minta jangan mundur. Jalan terus. Tunjukkan keberanian kita. Panggil, proses, cabut izinnya. Jangan takut,” tegas Abdul Djamil melirik Direktur Pembinaan Haji dan Umrah, Muhajirin Yanis yang duduk di bangku kursi paling depan.
Sontak saja dengan sikap siap sempurna, Muhajirin langsung berdiri tegap, “Siap pak”. Agar tujuan ini tercapai maka seluruh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama diminta untuk rajin memonitor di lapangan travel-travel mana yang tidak memiliki izin tapi berani beroperasi di wilayahnya. Selain itu, juga dipantau travel umrah dan haji yang berizin tapi lalai menelantarkan jemaahnya. “Kalau ada laporan dari jemaah segera ditindaklanjuti tembuskan ke pusat biar kita tindak tegas,” tegas Abdul Djamil. (Rio/ha)http://haji.kemenag.go.id/v2/content/inilah-kegeraman-dirjen-haji-kepada-

Lantai Masjidil Haram Tetap Dingin Walau Udara Panas

Banyak orang yang mengatakan bahwa lantai masjidil haram terutama di pelataran ka’bah akan selalu selalu sejuk dan dingin karena terpaan AC atau air conditioner dari bawah yang dipasang di ruang bawah tanah masjidil haram? atau mungkin karena di bawah lantai masjid dialiri air dingin? dan apakah hal itu benar?
Bagi yang pernah menunaikan ibadah haji atau umrah di Mekkah pasti akan melaksanakan thawaf. Adakalanya thowaf yang kita lakukan tersebut di waktu siang hari dimana udara sangat panas.
Lantai Masjidil Haram
Lantai Masjidil Haram

Namun, ada sesuatu yang mengherankan terjadi. Udara panas dan terpaan sinar matahari yang menuju langsung ke lantai marmer di pelataran ka’bah ternyata tidak menyebabkan lantai masjid tersebut panas. Malahan lantai marmer tersebut tetap selalu dingin. kenapa bisa begitu? apakah masjidil haram memiliki lantai marmer yang bagus? ataukah memang hal ini terjadi secara alamiah?
Perlu diketahui, bahwa marmer yang dipasang di lantai masjidil haram adalah marmer jenis thassos yang didatangkan langsung dari yunani. konon, marmer jenis ini menimbulkan efek dingin meski dalam cuaca panas. “Tidak hanya lantai, Bahkan setiap ruangan dalam Masjidil Haram akan terasa sejuk meski cuaca begitu ekstrim,” Ungkap Kepala Peneliti Masjid, Abdul Mohsin bin Hamid.
Marmer Thassos bisa menyerap kelembaban di malam hari dan mempertahankan suhu yang sejuk bahkan di cuaca panas sekalipun, sehingga orang tidak perlu jalan berjingkat sekalipun tidak mengenakan alas kaki. marmer jenis ini adalah yang termahal dari semua jenis marmer, di Indonesia saja yang thassos kw dari china harganya mencapai 4 jutaan permeter persegi.
Jadi anggapan bahwa di bawah lantai masjidil haram dipasangi AC dan dialiri air dingin adalah tidak berdasar dan tidak sesuai dengan fakta dan realita.

Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Melakukan Perjalanan Haji

Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Ketua Tim Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Haji Prof. dr. H. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Kamis 20 Agustus 2015 jemaah haji Indonesia mulai diberangkatkan ke tanah suci.
Meskipun jumlah jemaah asal Indonesia relatif sama tiap tahunnya, namun kondisi lingkungan dan cuaca di Arab Saudi kerap mengalami perubahan. Bahkan di musim haji tahun ini dikabarkan Arab Saudi tengah berada dalam kondisi cuaca panas yang ekstrem.
Nah, para jemaah yang hendak melakukan perjalanan haji, sebaiknya memperhatikan 3 hal berikut agar ibadah Anda di Tanah Suci berjalan optimal tanpa hambatan.
Mengantisipasi cuaca panas
Selama musim haji, cuaca di Arab Saudi akan sangat panas. Cuaca panas berisiko memicu 3 hal, yaitu kemungkinan serangan jantung, dehidrasi dan penurunan daya tahan tubuh.
Untuk itu, para jemaah haji disarankan untuk menjaga stamina antara lain dengan cara banyak minum air putih, mengatur asupan makanan sebaik-baiknya serta mengonsumsi vitamin.
Waspada virus MERS dan Ebola
Penyebaran virus MERS CoV tengah marak di Timur Tengah. Salah satu negara yang dikenal rawan MERS CoV adalah Arab Saudi. Sampai awal Agustus ini saja di dunia ada 1.382 kasus MERS CoV, 493 orang di antaranya meninggal dunia. Begitu juga virus Ebola yang semakin mengkhawatirkan.
Untuk mengantisipasinya, tetaplah jaga kesehatan baik selama perjalanan menuju Arab Saudi maupun selama menunaikan rangkaian ibadah haji di sana.
Usahakan untuk selalu menggunakan masker saat berada di luar ruangan. Masker setidaknya dapat meminimalkan risiko virus masuk melalui saluran pernapasan.
Waspada debu
Selain cuaca panas, hal lain yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah adalah debu. Ada beberapa kegiatan ibadah haji yang dilakukan di ruang terbuka atau tanah lapang.
Saat berada di ruang terbuka, tak menutup kemungkinan debu dan kotoran akan terhirup masuk ke saluran pernapasan atau mengenai mata hingga mengganggu penglihatan.
Agar hal itu tak terjadi, gunakan masker dan kacamata saat berada di ruang terbuka. Namun tetap pastikan, penggunaan atribut-atribut itu tak mengganggu kenyamanan beribadah Anda.

Raja Saudi santuni korban Crane 38M dan haji gratis bagi 2 anggota keluarga korban.

RAJA Salman bin Abdul Aziz perintahkan pencairan dana bantuan sebesar 1 juta riyal saudi (3,8 M) untuk setiap korban wafat dan luka parah dengan cacat permanen pada peristiwa jatuhnya crane di masjidil haram (11/09/2015). Selain itu ia pun memberikan tunjangan sebesar 500 ribu riyal saudi atau 1,9 Milyar untuk setiap korban terluka.
Raja Salman mempersilahkan kepada para korban dan keluarganya untuk mengajukan tuntutan perkara atas kejadian tersebut dan menyediakan pengadilan adhoc khusus untuk itu.
Ia juga mengundang dua orang kerabat untuk setiap korban wafat dari luar Saudi untuk pergi haji pada tahun depan (1437 H) lewat jalur khusus ‘undangan raja’. Sedangkan untuk para korban luka yang tidak bisa menunaikan ibadah haji tahun ini, diperbolehkan untuk kembali menunaikannya tahun depan, juga lewat jalur ‘undangan raja’.
Bagi korban yang terpaksa dirawat di rumah sakit-rumah sakit Saudi dalam jangka waktu lama, Raja mengeluarkan visa ziarah bagi keluarga mereka untuk mengjenguknya.
Selain itu, Raja Salman telah menelaah laporan pansus (panitia khusus) yang ia bentuk untuk menyelidiki peristiwa jatuhnya crane.
Laporan menyebutkan penyebab teknisnya adalah ketidakmampuan crane untuk menahan tekanan badai saat besi-besi utama penyangganya dicopot karena crane sedang dalam kondisi off.
Hal itu dianggap menyalahi standar prosedur operasional. Laporan pun menilai kontraktor tidak melaksanakan standar keselamatan kerja dengan baik karena tidak berkomunikasi dengan BMG Saudi tentang kondisi cuaca yang memburuk dan tidak memasang alat pengukur kecetapan angin pada crane di lokasi proyek.
Laporan mengisyaratkan akan mengevaluasi kontrak proyek penyedia crane (Kansas Co.), menginspeksi semua crane yang saat ini masih digunakan dari aspek keamanan dan keselamatan kerja.
Raja Salman menindaklanjuti laporan pansus dengan memerintahkan pencekalan Insinyur sipil Bakr bin Muhammad bin Ladin, seluruh jajaran direksi Bin Ladin Co., dan semua pihak yang terkait peristiwa kelam itu untuk bepergian ke luar negeri serta melarang perusahan konstruksi terbesar di Timur Tengah itu untuk ikut tender-tender baru.
Semua sanksi untuk Bin Ladin Co. tidak akan diangkat sampai penyelidikan mendalam atas kasus ini tuntas dan konsekuensi hukum atas peristiwa itu ditetapkan.
Raja Salman pun memerintahkan Kementrian Keuangan dan dinas terkait untuk mengevaluasi semua proyek pemerintah yang tengah digarap oleh Bin Ladin Co. dan memberi mereka wewenang untuk menghentikan proyek-proyek tersebut jika tidak memenuhi standar keamanan dan keselamatan kerja.

Keutamaan Ibadah Haji & Umroh


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat serta salam kita sampaikan kepada Rasulullah, keluarganya dan para sahabatnya dan kita sekalian selaku umatnya hingga akhir jaman. Berikut ini adalah uraian yang terkandung padanya beberapa keutamaan dan manfaat ibadah haji. Aku katakan :
Ibadah haji merupakan sebuah ibadah dari berbagai macam ibadah yang Allah wajibkan. Allah jadikan ibadah ini sebagai salah satu dari lima pondasi (rukun) yang dengannya akan tegak agama Islam ini, dan ibadah haji ini juga merupakan sebuah ibadah yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya sebagaimana dalam hadits yang shahih:

 بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلاَّ الله وأن محمداً رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصوم رمضان وحج بيت الله الحرام
“Islam dibangun di atas lima (rukun): (1) Persaksian bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah dan persaksian bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah, (2) Mendirikan shalat, (3) Menunaikan zakat, (4) Berpuasa pada bulan Ramadhan, dan (5) Menunaikan ibadah haji ke Baitullah Al-Haram.”

Sesungguhnya Rasulullah telah menunaikan ibadah haji bersama para shahabatnya pada tahun ke-10 Hijriyah. Dalam momen tersebut, beliau menjelaskan kepada umatnya tentang tata cara pelaksanaan ibadah ini, dan sekaligus beliau juga memberikan dorongan kepada umatnya untuk memperhatikan setiap yang diucapkan dan diamalkan oleh beliau dalam pelaksanaan ibadah tersebut. Beliau bersabda :

 خذوا عني مناسككم فلعلي لا ألقاكم بعد عامي هذا
“Ambillah oleh kalian dariku (meniru tata cara manasik yang telah aku ajarkan) dalam menunaikan manasik kalian, karena barangkali aku tidak bisa lagi bertemu dengan kalian setelah tahun ini.”

Oleh sebab itulah, haji beliau tersebut disebut dengan haji wada’ (haji perpisahan).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga memberikan semangat kepada umatnya untuk melaksanakan ibadah haji, menjelaskan tentang keutamaannya, serta menerangkan tentang janji Allah berupa pahala yang melimpah bagi siapa saja yang menunaikan ibadah haji dengan sebaik-baiknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

 من حج ولم يرفث ولم يفسق رجع كيوم ولدته أمه
“Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji, kemudian dia tidak mengucapkan kata-kata yang keji atau kotor serta tidak berbuat kefasikan, maka dia akan kembali bersih (dari dosa-dosa) seperti hari ketika dia dilahirkan oleh ibunya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
العمرة إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلاَّ الجنة
“Dari umrah yang satu ke umrah berikutnya adalah sebagai penghapus dosa-dosa di antara keduanya. Dan haji yang mabrur, tidaklah ada balasan baginya kecuali Al-Jannah.” [Muttafaqun ‘Alaihi, dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]

Dsebutkan pula di dalam Ash-Shahihain (Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim) juga dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan:
 سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم أي العمل أفضل؟ قال: إيمان بالله ورسوله، قيل : ثم ماذا؟ قال: الجهاد في سبيل الله، قيل: ثم ماذا؟ قال: حج مبرور
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya: ‘Amalan apakah yang paling utama?’ Maka beliau menjawab: ‘Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Ditanyakan kembali kepada beliau: ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab: ‘Berjihad di jalan Allah.’ Dan ditanyakan kembali kepada beliau: ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab: ‘Haji yang mabrur’.”

Dan di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu ketika dia masuk Islam:
أما علمت أن الإسلام يهدم ما كان قبله وأن الهجرة تهدم ما كان قبلها وأن الحج يهدم ما كان قبله
“Tidakkah engkau tahu bahwasanya Islam menghapus dosa-dosa (kejelekan) yang telah lalu, dan bahwasanya hijrah menghapus dosa-dosa (kejelekan) yang telah lalu, dan juga bahwasanya haji menghapus dosa-dosa (kejelekan) yang telah lalu.”

Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya dia berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
يا رسول الله نرى الجهاد أفضل العمل أفلا نجاهد؟ قال: لا، ولكن أفضل الجهاد حج مبرور
“Wahai Rasulullah, kami mengetahui bahwa jihad adalah amalan yang paling utama, tidakkah kami juga ikut berjihad?” Beliau menjawab: “Bukan seperti itu, akan tetapi jihad yang paling utama (bagi wanita) adalah haji yang mabrur.”

Dari hadits-hadits yang telah disebutkan di atas dan juga (dalil-dalil) yang lainnya, menjadi jelaslah bagi kita tentang keutamaan ibadah haji dan betapa besarnya pahala yang telah Allah persiapkan bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah tersebut. Dan menjadi jelas pulalah bahwa besarnya pahala yang akan diraih itu adalah hanya bagi barangsiapa yang ibadah hajinya tergolong haji yang mabrur.

Maka apakah yang dimaksud dengan kemabruran ibadah haji yang dijanjikan oleh Allah pahala yang cukup besar itu?
Sesungguhnya kemabruran ibadah haji itu akan diraih dengan beberapa hal, yaitu hendaknya seorang muslim menunaikan ibadah hajinya dengan sempurna, mengikhlaskan amalannya tersebut semata-mata untuk mengharap wajah Allah ta’ala dan ketika menunaikan (manasik)nya sesuai dengan sunnah (dan tata cara yang pernah diajarkan oleh) Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dan hendaklah dia menjaga pelaksanaan ibadah tersebut dengan mengamalkan segala yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya.

Melaksanakan segala yang diperintahkan (oleh Allah) dan meninggalkan segala yang dilarang (oleh Allah) sebenarnya merupakan kewajiban seorang muslim sepanjang hidupnya. Akan tetapi kewajiban ini lebih ditekankan lagi pada waktu-waktu dan tempat-tempat tertentu yang memiliki keutamaan. Karena Allah menciptakan makhluk-Nya adalah agar mereka beribadah kepada-Nya, yaitu taat kepada-Nya dengan melaksanakan segala yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan segala yang dilarang oleh-Nya. Allah ta’ala berfirman:

 الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً
“(Allah) yang menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalannya.” [Al-Mulk: 2]

Allah ta’ala juga berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” [Adz-Dzariyat: 56]

Sehingga seorang muslim itu harus senantiasa berada di atas ketaatan kepada Allah dan menjauhkan diri dari kemaksiatan kepada-Nya, baik di tengah-tengah pelaksanaan ibadah haji, dan juga sebelum pelaksanaan ibadah haji ataupun setelahnya. Yang demikian ini adalah agar akhir kehidupannya ditutup dengan kesempurnaan yaitu dalam keadaan berada di atas kebaikan. Sehingga akhir hidupnya itu ditutup dalam keadaan baik dan terpuji, sebagaimana firman Allah ta’ala:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian sekali-kali mati melainkan dalam keadaan Islam.” [Ali ‘Imran: 102]


Dan juga firman Allah ta’ala:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan beribadahlah kepada Rabbmu sampai datang kepadamu ‘al-yakin’ (kematian).” [Al Hijr: 99]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 وإنما الأعمال بالخواتيم
“Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung pada akhir kehidupannya.”

Dan di antara bentuk kebaikan yang dengannya akan diraih kemabruran ibadah haji adalah hendaknya bersemangat di tengah-tengah pelaksanaan ibadah hajinya untuk merenungi rahasia-rahasia dan pelajaran-pelajaran yang terkandung dalam ibadah haji tersebut dan juga memperhatikan beberapa manfaat (haji) yang sangat banyak, baik manfaat tersebut adalah manfaat yang bisa segera dirasakan, maupun manfaat yang baru bisa dirasakan setelah beberapa waktu kemudian. Secara umum manfaat-manfaat tersebut telah Allah ta’ala sebutkan dalam firman-Nya :

 لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” [Al-Hajj: 28]

Berikut ini adalah uraian beberapa manfaat dan rahasia (haji) sebagaimana yang telah isyaratkan dalam ayat di atas:

Sesungguhnya ikatan yang terjadi antara seorang muslim dengan Baitullah Al-Haram merupakan ikatan yang sangat kokoh. Di mana ikatan tersebut mulai tumbuh sejak ia menyatakan diri sebagai seorang muslim, dan ikatan ini akan terus menerus bersamanya selama ruh masih berada di kandung badan.

Maka seorang bayi yang dilahirkan dalam keadaan Islam, pertama kali yang menyentuh pendengarannya dari hal-hal yang Allah wajibkan adalah rukun Islam yang lima, yang salah satunya adalah malaksanakan ibadah haji ke Baitullah Al-Haram.
Dan seorang kafir, apabila dia (masuk Islam dan) bersaksi dengan persaksian yang benar kepada Allah tentang keesaan-Nya dan juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah sebagaimana persaksian yang dilakukan oleh kaum muslimin, maka yang pertama kali diwajibkan kepadanya dari kewajiban-kewajiban dalam Islam setelah dua kalimat syahadat adalah menegakkan shalat lima waktu, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah Al-Haram.

Rukun Islam setelah dua kalimat syahadat adalah menegakkan shalat lima waktu yang Allah wajibkan kepada kaum muslimin dalam setiap harinya, dan Allah jadikan ‘menghadap ke arah Baitullah Al-Haram’ sebagai salah satu syarat dari syarat-syarat shalat. Sehingga ikatan antara seorang muslim dengan Baitullah Al-Haram adalah terus-menerus dalam setiap hari, dia menghadap ke arahnya sesuai dengan kemampuan dirinya dalam setiap shalat yang dia laksanakan, baik shalat wajib maupun shalat nafilah (sunnah), sebagaimana dia juga menghadap ke arah Baitullah ketika berdoa.

Hubungan erat yang membuahkan keterikatan antara hati seorang muslim dengan rumah Rabbnya (Baitullah) yang bersifat terus menerus ini mau tidak mau akan mendorong seorang muslim untuk selalu ingin menghadapkan diri kepada Al-Baitul ‘Atiq (Baitullah), agar dengannya ia merasakan kenikmatan melihat rumah Allah dengan pandangan matanya dan agar tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah haji yang telah Allah wajibkan bagi siapa saja yang memiliki kemampuan untuk menunaikannya.

Maka bagi seorang muslim, kapan saja dia telah memiliki kemampuan untuk menunaikan ibadah haji, hendaklah ia bersegera untuk menunaikannya, sebagai kewajiban yang harus dilaksanakannya, dan dalam rangka berharap untuk dapat melihat rumah Allah yang ia menghadapkan wajah ke arahnya di setiap shalat, dan juga dalam rangka berharap agar dapat menyaksikan berbagai manfaat yang telah Allah diisyaratkan dalam firman-Nya:

 لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” [Al-Hajj: 28]

Apabila seorang muslim telah sampai di Baitullah, dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri rumah yang paling mulia dan tempat yang paling suci di muka bumi, yaitu Ka’bah Al-Musyarrafah (yang dimuliakan), sebagai tempat pertemuan bagi seluruh kaum muslimin di dalam shalat-shalat mereka, baik kaum muslimin dari belahan bumi timur maupun barat. Dia pun juga menyaksikan kaum muslimin berdiri mengitari Ka’bah membentuk formasi lingkaran tatkala melaksanakan shalat, lingkaran paling kecil adalah yang ada di sekitar (paling dekat) Ka’bah, kemudian lingkaran yang berikutnya dan seterusnya sampai lingkaran yang terbesar di ujung dunia.

Di dalam shalat-shalatnya, kaum muslimin senantiasa dalam keadaan menghadap ke arah rumah Allah, mereka seperti titik-titik yang membentuk lingkaran, baik yang kecil maupun yang besar, dengan rumah Allah (Ka’bah Al-Musyarrafah) sebagai pusatnya.
Ketika Allah telah memudahkan bagi seorang muslim untuk berangkat menunaikan ibadah haji ke Baitullah, dan kemudian ketika ia sampai ke miqat sebagaimana yang telah ditentukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memulai ihram, maka dia pun melepas semua pakaiannya kemudian menggantinya dengan pakaian ihram yaitu  mengenakan sarung pada bagian bawah tubuhnya dan memakai selempang pada bagian atasnya kecuali kepala (dalam keadaan kepalanya terbuka).

Maka dalam keadaan pakaian yang demikian, semua jama’ah haji berada dalam keadaan yang sama. Tidak ada bedanya antara yang kaya dengan yang miskin, dan juga antara pemimpin dengan rakyat. Kesamaan mereka dalam keadaan seperti ini mengingatkan kepada kesamaan dalam memakai kain kafan ketika meninggal dunia. Karena ketika seorang muslim meninggal dunia, maka semua pakaiannya dilepas kemudian dibungkus dengan beberapa kain (kafan). Sehingga dalam hal ini tidak ada bedanya antara seorang yang kaya dengan yang miskin.

Apabila seorang jama’ah haji melepas pakaiannya kemudian menggantinya dengan pakaian ihram, maka hal ini mengingatkannya kepada sebuah kematian yang merupakan akhir dari kehidupannya di dunia ini untuk kemudian memulai kehidupan di akhirat. Sehingga dengan hal ini, dia akan mempersiapkan dirinya dalam menghadapi kematian yang akan menjemputnya dengan berbagai amalan yang shalih dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Persiapan tersebut adalah sebagai bekal bagi dirinya menuju akhirat, sebagaimana yang Allah ta’ala sebutkan dalam firman-Nya:

 وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” [Al-Baqarah: 197]

Oleh sebab itulah, ketika ada seseorang yang bertanya kepada Nabi: “Kapankah datangnya hari kiamat?” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Sebuah peringatan dari Nabi shalawatullahi wasalamuhu ‘alaihi bahwa sesuatu yang paling penting bagi diri seorang muslim adalah agar seharusnya dia senantiasa memperhatikan beberapa hal yang akan dihadapinya setelah kematian. Kemudian dia bersiap-siap menghadapinya pada setiap keadaannya dengan melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

Kemudian apabila seorang muslim telah masuk pada pelaksanaan ibadah haji, dia akan bertalbiyah dengan mengucapkan kalimat-kalimat tauhid sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

 لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك
“Aku sambut panggilan-Mu ya Allah, aku sambut panggilan-Mu. Aku sambut panggilan-Mu yang tidak ada sekutu bagi-Mu, aku sambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat dan kekuasaan hanyalah milik-Mu, yang tidak ada sekutu bagi-Mu.”

Dia mengucapkan talbiyah ini dalam keadaan dirinya merasakan kandungan kalimat tersebut, berupa tauhid (mengesakan) Allah dalam ibadah, bahwasanya Allah adalah satu-satu Dzat yang dikhususkan pada-Nya semua bentuk peribadatan tanpa selain-Nya. Sebagaimana Dia subhanahu wata’ala sebagai satu-satunya Dzat yang menciptakan dan mewujudkan makhluk, maka wajib untuk menjadikan Dia sebagai satu-satunya Dzat yang diibadahi tanpa selain-Nya, siapapun dia. Dan memalingkan (mempersembahkan) salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah merupakan bentuk kezhaliman yang paling zhalim dan kebatilan yang paling batil.

Kalimat yang diucapkan oleh seorang muslim tersebut adalah sebagai sambutan terhadap panggilan Allah kepada para hamba-Nya dalam pelaksanaan ibadah haji ke Baitullah Al-Haram. Dengannya seorang muslim akan merasakan betapa agungnya kedudukan Sang Penyeru, yaitu Allah dan betapa pentingnya sesuatu yang diserukan itu. Sehingga dia berusaha untuk memenuhi panggilan tersebut sesuai dengan tata cara yang diridhai oleh Allah ta’ala, dan dia pun mengetahui bahwa inti dari ibadah haji dan juga ibadah-ibadah yang lainnya adalah

Ikhlas kepada Allah, sebagaimana yang telah ditunjukkan dalam kalimat tauhid yang terkandung dalam talbiyah di atas.

Mutaba’ah (mencontoh/mengikuti) petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam pelaksanaan manasik haji, beliau bersabda:

 خذوا عني مناسككم
“Ambillah oleh kalian dariku (meniru tata cara manasik yang telah aku ajarkan) dalam menunaikan manasik kalian.”

Ketika seorang muslim telah sampai di Ka’bah yang mulia, dia akan menyaksikan pelaksanaan ibadah thawaf yang ada di sekitar Ka’bah, yang mana thawaf ini tidak boleh dilaksanakan dalam syarilat Islam kecuali dikhususkan pada tempat ini saja. Semua bentuk pelaksanaan thawaf yang dilakukan pada selain tempat ini, maka itu merupakan syari’at dari setan, serta pelakunya diancam dengan firman Allah ta’ala:

 أَمْ لَهُمْ شُرَكَاء شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ
“Apakah mereka mempunyai tandingan-tandingan selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan oleh Allah?” [Asy-Syuura: 21]
Dia juga akan menyaksikan dicium dan diusapnya Hajar Aswad dan diusapnya Rukun Yamani. Tidaklah datang dari syari’at Islam yang menganjurkan untuk mencium atau mengusap batu-batuan atau bangunan kecuali pada dua tempat (Hajar Aswad dan Rukun Yamani) ini saja.

Ketika Umar bin Al-Khaththab mencium Hajar Aswad, beliau menerangkan bahwa perbuatan yang beliau lakukan tersebut adalah semata-mata mengikuti contoh Rasulullah sahallallahu ‘alaihi wasallam tatkala mencium Hajar Aswad. Kemudian beliau mengatakan kepada Hajar Aswad:
ولولا أني رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يقبلك ما قبلتك
“Kalaulah seandainya aku tidak melihat Nabi menciummu, niscaya aku tidak akan melakukannya.”

Seorang jama’ah haji akan menyaksikan dalam pelaksanaan ibadah hajinya tersebut pertemuan akbar kaum muslimin, yaitu pada hari Arafah di padang Arafah, saat para jama’ah haji berwukuf secara bersama-sama di tempat itu dalam keadaan bertalbiyah dan bertahlil kepada Allah, memohon kebaikan dunia dan akhirat.

Pertemuan akbar kaum muslimin ini akan mengingatkan mereka kepada padang mahsyar di hari kiamat yang semua umat manusia dari awal (zaman) sampai akhir (zaman) bertemu dan berkumpul di tempat tersebut, menunggu keputusan Allah untuk kemudian mereka menuju tempat tujuan yang terakhir sesuai dengan amalan-amalan yang mereka kerjakan. Apabila mereka mengamalkan amalan-amalan yang baik maka akan mendapatkan balasan kebaikan, dan jika mereka mengamalkan amalan-amalan yang jelek maka akan mendapatkan balasan kejelekan.

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selaku hamba dan utusan Allah, memintakan syafaat kepada Allah untuk mereka, agar Allah segera memberi keputusan-Nya. Maka Allah pun memberikan syafaat-Nya (kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam). Itulah Al-Maqamul Mahmud (kedudukan yang terpuji), yang semua umat manusia mulai dari awal (zaman) sampai akhir (zaman) memberikan pujian atas beliau. Dan Inilah yang disebut dengan Asy-Syafa’atul ‘Uzhma, yang dikhususkan hanya untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tidak ada seorang pun yang memilikinya baik dari kalangan malaikat yang didekatkan maupun para nabi yang diutus.

Dan dalam pertemuan akbar umat Islam tersebut, baik di padang Arafah maupun di tempat-tempat  pelaksanaan ibadah haji yang lainnya, kaum muslimin dari penjuru timur dan barat saling bertemu, mereka saling berkenalan dan memberikan nasehat, serta sebagian mereka mengetahui keadaan sebagian yang lainnya. Mereka bersama-sama dalam suasana kegembiraan dan rasa senang, sebagaimana sebagian mereka bersama-sama dengan sebagian yang lain ketika mengalami sakit, sehingga mereka menunjukkan apa yang sudah semestinya mereka lakukan kepada orang lain. Dan mereka juga saling menolong di atas kebaikan dan ketakwaan sebagaimana yang telah Allah ta’ala perintahkan.

Inilah beberapa (sebagian) manfaat yang aku sebutkan dari keseluruhan manfaat yang banyak sekali, yang secara umum telah Allah ta’ala sebutkan dalam firman-Nya:
 لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ
“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka.” [Al-Hajj: 28]

Manfaat terbesar bagi seorang muslim setelah dia selesai dari pelaksanaan ibadah haji adalah hendaknya ia berusaha agar ibadah hajinya tersebut diterima, dan hendaknya keadaan dirinya setelah menunaikan ibadah haji adalah lebih baik daripada sebelumnya. Sehingga dia berusaha untuk menjadikan ibadah hajinya sebagai langkah awal di dalam melakukan berbagai perubahan dirinya, baik dalam hal perilaku hidup maupun amalan-amalan kesehariannya, dia mengubah kejelekan dirinya dengan kebaikan dan mengubah dirinya dari kebaikan kepada keadaan yang lebih baik lagi.

Dan hanya kepada Allah tempat memohon semoga Dia memberikan taufiq-Nya kepada kaum muslimin agar mereka diberi kefahaman dalam urusan agama mereka dan kekokohan di atasnya, dan agar Allah mengokohkan kedudukan kaum muslimin di muka bumi, serta menolong mereka atas musuh-musuh Allah dan musuh-musuh mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penolong dan Maha Mampu atas itu semua.

Pergi Umroh Dengan Tambak.

Kali ini saya akan menceritakan kisah seorang petani tambak yang semangat ingin beribadah Umrah ke tanah suci mekah.
Dahulu saya sebagai staf oprasional lapangan di salah satu yayasan penyelanggara haji & umrah terbesar di kec.cicalengka kab.bandung
Tepatnya tanggal 15 Desember 2014 ada seorang bapa-bapa berbadan kekar layaknya prajurit TNI, bapak berbadan kekar itu, sebut saja H.ade, berkunjung ke yayasan. Kebetulan saat itu saya sedang berada di kantor yayasan.
Assalamualaikum ucap pak ade.
saya menjawab Wa’alaikumsalam, silahkan duduk pak ! ada yang bisa saya bantu ?
pak ade : iyah jang bapak butuh bantuan
saya : ada apah pa haji ?
pak ade : begini jang bapak punya sodara mau pergi umroh, tapi tertipu sama travel.
saya : tertipu bagaimana pak ?
pak ade : ya seperti itu paspor sama uangnya di bawa kabur sama si travelnya.
saya : astagfirullahhaladzim tega ya pak.
pak ade : terus sekarang sodara saya mengadu ke saya ingin sekali berkunjung ke tanah suci, yang jadi masalah paspornya di bawa kabur. Ujang punya solusi gak ?
Saya : ouh begitu pak. Mari sama-sama kita bantu pak.

Pada hari itu saya dan pak ade pun bergerak membantu pembuatan kembali paspor pak soleh yang hilang di bawa kabur si travel, kamipun membagi tugas untuk mengumpulkan data-data pak soleh yang hilang, pak ad eke kantor polisi membuat surat kehilangan, saya ke desa membuat surat kemusibahan. Selesai itu kami berdua bertemu di imigrasi dan melaporkan kejadian kehilangan paspor pak soleh.
alhamdulillah hari itu juga pak soleh langsung menjalani proses pembuatan paspor baru.
selesai semua masalah terkendalai tinggal langkah selanjutnya memenuhi persyaratan untuk umrah.
Pak soleh kembali mengadu kepada pak ade.
kang ade bagaimana saya mau berangkat umrah tapi tidak punya uang sama sekali, karena uang hasil saya menabung hilang di bawa kabur sama travel itu, saya hanya memiliki 1 tambak ikan di pinggir jalan sana.> saya mau menjual tapi belum ada yang membeli. saya serahkan saja tambak itu ke kang ade asal saya bisa berangkat umroh bersama istri.
kata kang ade : haduuuh bentar mang, saya juga sedang mencari uang untuk pembangunan madrasah. Ngadu’a we mang, mudah mudahan dalam waktu dekat ada uang buat umroh mang soleh.
Mang soleh:  muhun jang ade.
(mang sholehpun pulang dengan wajah lusuh)
tak lama kemudian kang ade mendapat uang cukup untuk umroh 2 orang all in.
kang ade langsung menghubungi saya. Jang tolong sisakan seat umroh untuk 2 orang. DPnya besok akang transfer.
Hari itu tanggal 28 desember 2014 mang sholehpun berhasil berangkat umroh lengkap dengan istrinya.
pada saat di pesawat mang soleh pergi ke toilet untuk buang air kecil, “Masuk toilet memakai sandal lengkap kiri kanan, dan Arloji mewah,” keluar dari toilet memakai sandal sebelah dan tangan tanpa arloji.
pada saat turun dari pesawat: pak soleh mencari sandal dan arloji miliknya samapi tidak ada yang menemukan. Pak solehpun turun Dari pesawat Saudi Airline. Sampai-sampai pramugari saudia mengejar pak soleh sambil membawa sandal sebelah dan arloji. “pak-pak ini sandal bapak ketinggalan di pesawat”. (untung pramugarinya bisa berbahasa Indonesia).
Pak soleh langsung menoleh dan memarahi si pramugari yang membawa sandalnya.”kamu ini saya cari-cari dari tadi gak ada kamu jail ngumpetin sandal sama arloji saya” kata pak soleh ke pramugari saudia.
Sontak seluruh jema’ah umrohpun tertawa, namun pak soleh tak menyadari itu.
Hanya berjalan lurus saja tak tau kemana arahnya ia berjalan.
Istrinya hanya bisa tersenyum.
Sudah cukup jauh dan terpisah dari rombongan pak soleh baru sadar Bahwa dirinya terpisah dari rombongan. Seluruh jem’ahpum membantu mencari pak soleh di bandara Jeddah. Setelah sekian lama mencari ternyata pak soleh di temukan di bawah tangga sedang bersantai sambil merokok.
Semua jema’ah bersorak pak soleh!!! pak soleh!!! ada ada saja!!!, pak soleh hanya tersenyum santai saja dan berkata “ ma’lum aki-aki loba pohona batan ingetna”.
dari Jeddah menuju Madinah. citytour Madinah. Dan alhamdulillah melaksanakan ibadah umroh dengan lancar dan penuh khidmat.
alhamdulillah pak sholeh berhasil melaksanakan ibadah umroh dengan modal niat yang sungguh-sungguh.
Sungguh Allah telah membuktikan janjinya barang siapah yang bersungguh-sungguh pasti dia berhasil. MANJADDA-WAJADA.
semoaga allah memberikan jalan untuk kita bisa berangkat ke tanah suci melaksanakan ibadah haji & umroh secepatnya . Aamiin J
@asysyakur_coke